Suatu negara dapat menjadi makmur bila memiliki sedikitnya 2% entrpreneurship dari jumlah penduduk tersebut. Dari data statistik, Indonesia diperkirakan baru memiliki 400.000 wirausahawan atau 0,18% dari penduduk Indonesia. Negeri ini perlu melakukan lompatan besar untuk menanggulangi masalah pengangguran kemiskinan dengan menerapkan pendidikan kewirausahaan sejak usia dini. Dengan demikian, di Indonesia akan lahir generasi muda pencipta lapangan kerja, bukan pencari kerja, sehingga kemakmuran Indonesia yang kaya raya dengan sumber daya alamnya bisa terwujud.
Kisah kemonceran sebuah bangsa selalu dilentikan oleh kisah heroisme para entrepreneurnya.Mereka membangun bisnis dari nol, mendedahkan cerita legendaris dan kemudian menancapkan jejak yang amat kokoh dalam sejarah ekonomi dunia. Amerika akan selalu dikenang karena memiliki Henry Ford, Bill Gates, ataupun Lary Page dan Sergei Brin (Pendiri google). Jepang menjadi legenda lantaran kisah Akio Morita (Pendiri Sony), Soichiro Honda dan Konosuke Matshushita (Panasonic).
Lalu bagaimana solusinya? Apa yang mesti dilakukan negeri ini sehingga kelak akan lahir Bill Gates dari Bandung, Akio Morita dari Pematang Siantar, ataupun Sergei Brin dari tanah Maluku? Solusi ini akan coba dibentangkan dengan menelusuri dua faktor utama kenapa negeri ini masih sangat kekurangan sosok entrepreneur yang tangguh. Jawaban yang pertama adalah karena sistem pendidikan yang diterapkan mendidik generasi untuk menjadi pegawai bukan untuk menjadi entrepreneur, mengarahkan untuk menjadi kuli bukan kreator.Sungguh mengherankan, sepanjang mengenyam pendidikan puluhan tahun, nyaris tidak pernah mendapatkan pelajaran entrepreneurship. Juga nyaris tidak mendapatkan pelajaran tentang keberanian mengambil resiko, tentang ketajaman mencium peluang bisnis, ataupun pelajaran tentang Life Skills, sebuah pelajaran penting yang akan membuat manusia-manusia nan digdaya.
Faktor kedua adalah mindset orang tua yang cenderung lebih menginginkan anaknya menjadi pegawai/karyawan. Sebab orangtua mana yang tidak bangga jika anaknya bisa menjadi eksekutif di Citybank atau manajer di Astra Internasional?Mindset seperti ini menjadi kelaziman sebab bagi kebanyakan orang tua, mengabdi dan bekerja di sebuah perusahaan besar setelah lulus sekolah adalah jalur yang harus dilalui untuk merajut kesuksesan. Sebuah jalur paling stabil dan paling aman untuk dapat melihat anaknya mampu membangun rumah dan memiliki sebuah mobil.
Sebaliknya orang tua akan ragu dan gamang ketika melihat anaknya memutuskan untuk membangun usaha secara mandiri. Mereka khawatir jangan-jangan hal ini akan membuat anak cucu mereka kelaparan. Mindset seperti ini pelan-pelan harus diubah. Cara yang paling efektif adalah dengan menyodorkan semakin banyak keberhasilan, diharapkan orang tua menjadi kian sadar bahwa pilihan menjadi entrepreneur dan membuka usaha sendiri merupakan jalur yang juga bisa membawa kesuksesan yang melimpah.
Seperti apa entrepreneur? Entrepreneur adalah seorang yang memiliki daya kreasi dan inovasi untuk mengubah barang yang tidak berguna menjadi bernilai, mengubah sampah menjadi pupuk organik yang bermanfaat, mengubah kebiasaan dari sekedar browsing untuk suka-suka diubah menjadi kegiatan bisnis yang bernilai, mengubah produk open source menjadi produk yang bisa membantu banyak orang dan bisa digunakan dengan mudah sehingga bernilai dan laku dijual. Berani mengambil resiko dari setiap kegiatan, penelitian, riset dalam rangka membuat produk baru, menemukan cara baru, menemukan jawaban baru dari setiap masalah yang muncul disekelilingnya. Tanggap terhadap perubahan, tidak mudah menyerah, selalu punya alternatif penyelesaian, tidak menyalahkan keadaan, dan tidak menyalahkan takdir.Untuk itu diperlukan training dalam rangka membentuk sesorang menjadi entrepreneur.
Perguruan tinggi sebagai pusat pembangunan ilmu pengetahuan dan teknologi sesuai dengan kebutuhan masa sekarang dan masa yang akan datang, akan memberikan pendidikan dan pengalaman kepada mahasiswa agar memiliki jiwa pengabdian serta kegairahan untuk meneliti dengan penuh rasa tanggung jawab yang besar, menggiatkan mahasiswa sehingga mampu berperan dalam pembangunan nasional.
Perguruan tinggi dituntut untuk lebih berorientasi dan menyerasikan kurikulumnya kepada kebutuhan pembangunan yang dapat menghayati dan mengatasi problema pembangunan dan kemasysrakatan serta berfungsi sebagai penerus pembangunan. Hal ini akan bermakna karena pada dasarnya ilmu pengetahuan dan teknologi itu harus diabdikan kepada pembangunan manusia seutuhnya.
Dalam konteks pemikiran yang demikian itu maka, Kuliah Kerja Nyata (KKN) Tematik merupakan salah satu bentuk pengabdian kepada masysrakat yang diharapkan akan dapat menjawab terhadap tantangan pembangunan dan masa depan tersebut. Dengan adanya minat dan keikhlasan pada diri mahasiswa untuk dapat membantu menyelesaikan program program pemerintah Jawa Barat.
Kuliah Kerja Nyata (KKN) Tematik merupakan salah satu bentuk pengintegrasian kegiatan antara masyarakat dengan pendidikan dan penilitian terutama oleh mahasiswa dengan bimbingan perguruan tinggi dan pemerintah daerah, dilaksanakan secara interdisipliner.
Kabupaten Garut adalah sebuah Kabupaten di Provinsi Jawa Barat, dengan ibukotanya adalah Garut.Kabupaten ini berbatasan dengan kabupaten Sumedang di utara, Kabupaten Tasikmalaya di Timur, Samudra Hindia di Selatan, serta Kabupaten Cianjur dan Kabupaten Bandung di Barat. Secara Administratif kabupaten Garut terdiri dari 42 Kecamatan yang dibagi lagi atas 420 desa dan 19 kelurahan.
Kabupaten Garut memiliki banyak potensi sebagai pendapat asli daerahnya baik dalam pertanian, pariwisata, industri dan perdagangan. Sebagai salah satu daerah pertanian, kabupaten Garut dengan jenis tanah yang terdiri dari sedimen letusan Gunung Papandayan dan Guntur, menjadikan tanah di kabupaten ini memang subur, baik untuk sawah, tegalan maupun kebun campuran. Selain itu dengan daerahnya yang cukup luas, kabupaten ini merupakan daerah pertanian yang lebih condong pada usaha agrobisnis dan agroindustri.
Sebagai daerah yang memiliki potensi di kawasan wisata Cipanas Garut dan daerah wisata lainnya, hal ini dapat menjadi potensi bagi masyarakat sekitar. Selain wisata Cipanas, masih banyak wisata lainnya yang dapat dijadikan tempat wisata yang memiliki potensi seperti wisata gunung papandayang, wisata kawah darajat, dan banyak wisata lainnya.
Hal lainnya yang tak kalah menarik adalah dengan berbagai olahan makanannya yaitu dodol garut.Hal ini tentu saja tidak asing bagi masyarakat Indonesia, mengingat salah satu kabupaten di Provinsi Jawa Barat ini memang terkenal sebagai sentranya produsen dodol. Selain dodol garut, kabupaten garutpun terkenal dengan olahan kerupuk kulitnya.Karena salah satu potensi daerah garut ini adalah dengan domba garut. Potensi lain yang menjadi andalan kabupaten garut adalah jeruk garut, batik tulis garut, jaket kulit, minyak akar wangi dan masih banyak lagi potensi-potensi yang masih ada di kabupaten garut. Melimpahnya potensi daerah di kabupaten garut memberikan peluang bagi setiap masyarakat untuk bisa memanfaatkan sumber daya yang ada untuk memulai sebuah usaha.
Walaupun mempunyai sumber daya alam yang melimpah, masyarakat garut masih merasa kesulitan untuk membangun usahanya sendiri karena dihadapkan pada beberapa masalah diantaranya keterbatasan modal, khususnya modal kerja, keterbatasan sumber daya manusia, pengetahuan yang minim mengenai bisnis dan kurangnya penguasaan teknologi.
Jika diperkirakan jumlah pemuda pengangguran dan putus sekolah di kabupaten Garut hampir mencapai jumlah yang besar. Sebagian dari mereka ada yang mencari pekerjaan ke daerah lain atau menjadi urban ke kota seperti Bandung, Jakarta dan kota besar lainnya yang dianggap dapat memberikan kehidupan bagi mereka daripada harus tinggal di desa yang tidak dapat memberi jawaban tentang masa depan mereka.
Sebagian para pemuda dan masyarakat di Kabupaten Garut terutama di kecamatan Samarang lebih tertarik untuk menjadi buruh gali pasir, daripada harus menjadi seorang wirausaha atau pergi ke kota besar lainnya. Karena mereka beranggapan, bahwa lebih baik menjadi tukang gali pasir yang dapat diperkirakan mendapat upahnya, daripada menjadi seorang wirausaha yang belum dipastikan penghasilannya.
Dengan apresiasi yang tinggi terhadap keadaan tersebut, khususnya di Kabupaten Garut yang memiliki potensi melimpah, dimana hal ini dilakukan sebagai salah satu upaya yang dilakukan oleh pemerintahan Kabupaten Garut untuk meningkatkan produktivitasnya dalam rangka meningkatkan pendapatan asli daerah (PAD) Kabupaten Garut, maka dalam hal ini perlu adanya pemberdayaan kepada masyarakat berkaitan dengan Pelatihan Kewirausahaan di Kabupaten Garut Provinsi Jawa Barat.
1.2 TUJUAN
- Bagi mahasiswa
- Menyiapkan mahasiswa menjadi anggota masyarakat yang memiliki kemampuan akademik dan profesional serta mempunyai wawasan.
- Meningkatkan kepedulian mahasiswa terhadap masalah-masalah yang terjadi pada masyarakat.
- Bagi Masyarakat
- Meningkatkan kemampuan dan keterampilan bagi masyarakat dalam mengembangkan usahanya.
- Meningkatkan keterampilan dan pengetahuan masyarakat wirausaha dan calon wirausaha baru agar termotivasi dan meningkatkan kesadaran terhadap potensi yang dimiliki.
- HASIL YANG DIHARAPKAN
- Membangun pemahaman dan rasa tanggung jawab mahasiswa tentang ilmu yang dimilikinya sehingga sadar akan kewajibannya dalam membantu masyarakat dalam rangka meningkatkan eksistensi wajar dikdas 9 tahun.
- Meningkatkan keterampilan dan pengetahuan masyarakat wirausaha dan calon wirausaha baru agar termotivasi dan meningkatkan kesadaran terhadap potensi yang dimiliki sehingga keinginan untuk mengembangkan diri dan menjadi wirausahawan yang tangguh berbasis pengolahan hasil pertanian dan perikanan.
- Memberikan pengetahuan teknis proses produksi (pengolahan hasil pertanian dan perikanan) kepada calon wirausaha dalam mengelola usaha, sehingga terampil dan profesional dengan cara-cara pengolahan pangan yang baik atau dikenal dengan Good Manufacturing Practice (GMP).
- Memberikan Pengetahuan pengelolaan bisnis dan promosi produk kepada para calon pengusaha sehingga mampu mempertahankan keberadaan produk yang dikelola secara efisien dan mampu bersaing di era persaingan bebas.