Pemerintah Provinsi Jawa Barat menyebutkan angka rata-rata lama sekolah di Jawa Barat baru 7,5 tahun. Jika dilihat statistik per kota dan kabupaten, Depok memiliki angka paling lama sekolah yaitu 10,5 tahun. Paling rendah Kabupaten Indramayu yaitu 5,5 tahun, artinya hanya bisa sekolah sampai SD. Penyebab tingginya putus sekolah karena faktor ekonomi. Jumlah ruang kelas dan jumlah bangunan sekolah pun masih minim. Solusinya bisa dengan kejar Paket A dan Paket B. Dari 26 kabupaten dan Kota, baru karawang yang bebas buta huruf. Sementara Kabupaten Indramayu dan Kabupaten Bogor paling rendah melek hurufnya. Sedangkan di Kota Bandung masih ada 8.000 warga yang buta huruf.

Dalam rangka meningkatkan mutu layanan pendidikan bagi warga belajar pendidikan keaksaraan, maka dipandang perlu melakukan inovasi dalam penyelenggaraan program pembelajaran dan system pembelajaran. Dalam system pembelajaran keaksaraan terdapat berbagai peran akan tetapi yang berperan aktif ada tiga yakni tutor, model, dan warga belajar dengan pemeran utama di tangan tutor. Untuk itulah maka penyelenggara KKN Tematik PBA dalam rangka melaksanakan kegiatan percepatan penuntasan buta aksara di Jawa Barat melalui kegiatan KKN Mahasiswa.

               Sementara di sisi lain Indonesia merupakan negara yang sangat kaya sumber daya alam, yang dapat digunakan untuk pertanian, perkebunan dan perikanan, serta keragaman budaya, tetapi belum ditunjang oleh sumber daya manusia yang produktif dan kreatif, yang mampu memanfaatkan sumber daya alam melimpah tersebut, disebabkan karena tingkat pendidikan dan pengetahuan yang rendah, terbatasnya lapangan kerja yang dapat menyerap lulusan sekolah formal, hal ini yang menyebabkan pengangguran yang setiap tahun terus meningkat.

Untuk mengurangi tingkat pengganguran, perlu adanya program pelatihan mengenai kewirausahaan kepada orang-orang dalam usaha usia produktif agar mereka tidak terlalu berharap mencari pekerjaan tetapi membuat lapangan pekerjaan yang produktif untuk dirinya sendiri dan lingkungannya.

               Ditunjang dengan sumber alam yang melimpah, maka usaha dalam bidang pangan mempunyai prospek yang cukup baik, dan untuk menanggulangi masalah pengangguran, dengan cara menumbuhkembangkan atau mendorong pelaku usaha di bidang pangan serta didukung berbagai program pendukung lainnya, tetapi landasan utamanya harus human capital. Agar program pengurangan pengangguran tersebut dapat terlaksana secara berkelanjutan faktor utama yang terlibat di dalamnya adalah para aktor intelektual, yakni pengusaha, pendidik, peneliti, penulis, pelopor di daerah serta tokoh di bidang enterpreneurship.

              Desa sebagai satu bagian dari wilayah Indonesia yang penduduknya paling dominan merupakan satu aset yang strategis dalam pengembangan masyarakat untuk terus membangun dan dikembangkan sesuai dengan potensinya. Pembangunan baik fisik, maupun mental spiritual merupakan tanggung jawab bersama seluruh warga Negara Indonesia. Sehingga, sistem sentralisasi dan desentralisasi yang dipadukan merupakan langkah yang paling tepat, di samping program umum dari pusat juga ada kebijakan lokal sesuai dengan wilayah setempat. Dengan demikian, pembangunan membutuhkan kerja keras dan pengabdian dari segenap masyarakat, karena itu usaha pembangunan menjadi tanggung jawab bersama semua pihak termasuk lembaga perguruan tinggi beserta civitas akademiknya.

              Perguruan tinggi sebagai pusat pemeliharaan pembangunan ilmu pengetahuan dan teknologi sesuai dengan kebutuhan masa sekarang dan masa yang akan datang, di samping mendidik mahasiswa agar berjiwa penuh pengabdian serta kegairahan untuk meneliti dengan penuh rasa tanggung jawab yang besar terhadap masa depan bangsa dan Negara, menggiatkan mahasiswa sehingga bermanfaat bagi pembangunan daerah dan nasional.

Perguruan tinggi dituntut untuk lebih berorientasi dan menyerasikan kurikulumnya kepada kebutuhan pembangunan yang dapat menghayati dan mengatasi problema pembangunan dan kemasysrakatan serta berfungsi sebagai penerus pembangunan. Hal ini akan bermakna karena pada dasarnya ilmu pengetahuan dan teknologi itu harus diabdikan kepada pembangunan manusia seutuhnya.

              Dalam konteks pemikiran yang demikian itu maka, Kuliah Kerja Nyata (KKN) Tematik merupakan salah satu bentuk pengabdian kepada masysrakat yang diharapkan akan dapat menjawab terhadap tantangan pembangunan dan masa depan tersebut. Dengan adanya minat dan keikhlasan pada diri mahasiswa untuk dapat membantu menyelesaikan program program pemerintah di wilayah Jawa Barat.

Kuliah Kerja Nyata (KKN) Tematik merupakan salah satu bentuk pengintegrasian kegiatan antara masyarakat dengan pendidikan dan penilitian terutama oleh mahasiswa dengan bimbingan perguruan tinggi dan pemerintah daerah, dilaksanakan secara interdisipliner.

1.2     TUJUAN

  1. Bagi mahasiswa
  • Menyiapkan mahasiswa menjadi anggota masyarakat yang memiliki kemampuan akademik dan profesional serta mempunyai wawasan dalam masyarakat.
  • Meningkatkan kepedulian mahasiswa terhadap masalah-masalah yang terjadi pada masyarakat.
  1. Bagi Masyarakat
  • Meningkatkan kesadaran masyarakat akan pentingnya memberikan informasi untuk lebih mengembangkan usahanya.
  • Meningkatkan kemampuan dan keterampilan bagi masyarakat dalam meningkatkan usahanya.
    • HASIL YANG DIHARAPKAN
  1. Membangun pemahaman dan rasa tanggung jawab mahasiswa tentang ilmu yang dimilikinya sehingga sadar akan kewajibannya dalam membantu masyarakat dalam rangka meningkatkan eksistensi wajar dikdas 9 tahun.
  2. Meningkatkan keterampilan dan pengetahuan masyarakat wirausaha dan calon wirausaha-wirausaha baru agar termotivasi dan meningkatkan kesadaran terhadap potensi yang dimiliki sehingga keinginan untuk mengembangkan diri dan menjadi wirausahaan IKM yang tangguh berbasis hasil pertanian, hasil laut dan perikanan.
  3. Memberikan pengetahuan teknis proses produksi (pengolahan hasil pertanian, hasil laut dan perikanan) kepada calon wirausaha dalam mengelola usaha, sehingga terampil dan profesional dengan cara-cara pengolahan pangan yang baik atau dikenal dengan Good Manufacturing Practice (GMP).
  4. Memberikan Pengetahuan pengelolaan bisnis dan promosi produk kepada para calon pengusaha sehingga mampu mempertahankan keberadaan produk yang dikelola secara efisien dan mampu bersaing di era persaingan bebas.