Mahasiswa saat ini juga didorong menjadi entrepreneur. Ada banyak bisnis yang bisa dirintis mahasiswa. Salah satunya peluang usaha makanan sehat yang saat ini banyak dipilih masyarakat. Makanan sehat ini banyak dicari lantaran masyarakat banyak yang menerapkan gaya hidup. Masyarakat mulai menyadari pentingnya mengonsumsi makanan sehat dan menerapkan pola hidup sehat dengan berolahraga. Menurut dosen prodi Teknologi Pangan, Fakultas Teknik Universitas Pasundan yang juga Ketua Lembaga Pengabdian Masyarakat (LPM) Unpas Dr. Asep Dedi Sutrisno, pangan jadi kebutuhan primer yang jika tidak diolah dengan baik, maka berpotensi menimbulkan penyakit. Baca juga: Lowongan Kerja Amerta Indah Otsuka bagi Lulusan S1 Fresh Graduate Wirausaha berbasis makanan sehat Dia menerangkan, kemunculan wirausaha berbasis makanan sehat membantu memperkuat lima prinsip hidup sehat, salah satunya mengonsumsi makanan secara proporsional. Banyaknya masyarakat yang mulai menerapkan gaya hidup sehat ini bisa menjadi peluang usaha. Selain menjaga kesehatan, memulai usaha di bidang healthy food atau makanan sehat dapat membangun perekonomian dengan menggerakan berbagai sektor. Diantaranya sektor pertanian, rantai pasok distribusi, dan industri olahan pangan. “Ciri pangan sehat yang paling utama adalah aman dikonsumsi, jadi tidak ada efek samping yang dirasakan. Kalau usaha makanan sehat skala kecil, minimal sudah ada izin PIRT,” papar Asep Dedi Sutrisno seperti dikutip dari laman Unpas, Minggu (21/8/2022).
Memilih makanan segar dan makanan olahan Dia menerangkan, masyarakat dihadapkan pada pilihan makanan segar dan makanan olahan dari sumber pangan hewani maupun nabati. Asep mengingatkan agar masyarakat tidak hanya menikmati kelezatan makanan atau minumannya, tapi juga mempertimbangkan aspek kesehatan. Memilih makanan sehat, lanjut Asep, berarti mengendalikan masuknya racun berbahaya ke dalam tubuh. Misalnya, zat karsinogenik pemicu kanker, kolesterol pada makanan yang digoreng, dan lain-lain. “Perlu diingat, makanan segar seperti sayur dan buah-buahan juga belum tentu aman. Saya pernah mengecek 100 sampel sayuran, yang lolos cuma 40 persen dan sisanya terindikasi mengandung pestisida. Tetap hati-hati, karena yang dijual di pasar dan supermarket tidak menjamin bebas pestisida,” beber Asep.
ementara makanan olahan, dibedakan menjadi pangan kuliner dan pangan industri. Dia mengungkapkan, pangan kuliner cenderung tidak awet.
Selain itu produksinya sedikit, dan tidak dikemas sesuai standar pengemasan yang direkomendasikan. Makanan olahan jenis ini yang banyak dikembangkan masyarakat. “Kalau pangan industri, jauh lebih awet, dikemas sesuai standar, memiliki label dan merk, ada keterangan produsen, batas kadaluwarsa, komposisi, sertifikasi halal, dan nutrition facts atau informasi nilai gizi. Tinggal masyarakat mau pilih yang mana,” tandas Asep. Asep menekankan, pebisnis muda yang ingin mengembangkan bisnis di bidang pangan sehat, sebetulnya tidak sulit asal dibarengi motivasi untuk membuat makanan yang tidak sekadar sehat, tapi juga proporsional.
Dia menambahkan, masyarakat punya potensi yang luar biasa untuk mengembangkan karena peluangnya juga sangat bagus. “Saya mengajak pemuda-pemudi untuk membangun prinsip hidup sehat dengan membuat usaha makanan sehat. Kalau dikonsumsi oleh konsumen dan membawa kebermanfaatan, itu jadi pahala buat kita,” tutup Asep. Itulah ide bisnis makanan sehat dari dosen Unpas. Mahasiswa bisa mencoba ide bisnis ini untuk merintis usaha sejak muda.