Sektor industri merupakan salah satu lapangan usaha yang cukup banyak menyerap tenaga kerja Penduduk Kecamatan Banjaran. Menurut data BPS Kecamatan Banjaran Dalam Angka Tahun 2013, bahwa pada Tahun 2012 Sektor Industri Pengolahan di Kecamatan Banjaran cukup banyak mengalami peningkatan. Pada Tahun 2012 jumlah industri kecil/rumah tangga dan industri menengah meningkat menjadi sebanyak 426 unit perusahaan dari sebelumnya Tahun 2011 sebanyak 322 unit perusahaan.
Dari peningkatan industri pengolahan tersebut yang cukup signifikan peningkatannya adalah industri pengolahan makanan dan minuman, dari 183 unit perusahaan pada Tahun 2011 meningkat menjadi 241 unit perusahaan pada Tahun 2012. Oleh karena itu perlu dilakukan pembinaan dan pelatihan terhadap pelaku usaha kecil dan menengah agar dapat bertahan dan berkembang.
Setelah dilakukan pengamatan terhadap 2 (dua) Usaha Rumah Tangga Pengolahan Makanan di Banjaran Kabupaten Bandung yaitu Usaha Keripik Singkong Bapak Ecep Sholihudin dan Usaha Kerupuk Mie Kuning Bapak Heri Kusnadi pada umumnya memiliki permasalahan, meliputi : a. Harga bahan baku yang fluktuasi dan sulit diperoleh karena letaknya jauh dari lokasi produksi. b. Proses produksi masih dilakukan berdasarkan pesanan belum dilakukan secara berkesinambungan. c. Belum memiliki laporan keuangan, seperti Neraca, Rugi Laba, Laporan Arus Kas (Cash Flow) sehingga sulitnya mengaudit atau menganalisis laporan (kinerja) keuangan. d. Pola manajemen masih sederhana dan belum ada pemisahan antara keuangan pribadi dan perusahaan. e. Pemasaran masih mengandalkan mulut ke mulut, belum memanfaatkan media cetak, elektronik dan media online, dan belum mengikuti expo/pameran terbatas. f. Masih memiliki keterbatasan fasilitas, terutama alat/mesin yang digunakan untuk produksi. Misalnya pengemasan plastik masih menggunakan stapler/tali, penggunaan timbangan manual, pembuatan adonan secara manual, dll. g. Kebutuhan tambahan modal untuk penambahan kapasitas, peralatan dan perlengkapan proses produksi, h. Produktivitas kerja pegawai masih rendah, sehingga masih sulit untuk memenuhi ketentuan UMR.
Untuk mengatasi permasalahan tersebut, menggunakan metode pelatihan, khusus Pelatihan Pengelolaan Keuangan Usaha. Adapun tahapan rencana kegiatan ini, terinci sebagai berikut : tahap persiapan, pelatihan, penyusunan laporan dan penulisan artikel ilmiah. Kegiatan direncanakan dilakukan selama 3 (tiga) bulan dengan biaya Rp. 13.000.000 (tiga belas juta rupiah).